Ketika kopdar donor darah KBBC kemarin, sempat ada obrolan kecil dengan Om Farhan, Rosid dan Kang Agush soal tradisi pembagian kondom sebagai kampanye penyakit HIV/AIDS yang bisa dianggap sebagai kampanye seks bebas. Ini memang isu lama dan masih kontroversial sampai sekarang. Dari Paus Benediktus sampe Romli tukang bastus ikut menolak, sementara yang pro juga tidak sedikit.
Yang pro menilai pencegahan penyakit menghindar (Kalo menghindar kan bilang aids..!) bukan dengan cara pembagian kondom, tetapi melakukan pola hidup setia terhadap pasangan, tidak bertukar jarum suntik dan sebagainya. Tapi ya tetap saja pembagian kondom jadi tradisi tiap 1 Desember.
Tapi jangan ganggu pikiran anda dengan nyari cara paling efektif dan ampuh buat memberantas AIDS yang menyebar via seks bebas karena itu urusan mereka sama tuhannya. Harap diingat saja, kondom bisa menyelamatkan anda dari kehamilan yang tidak diinginkan dan penyakit kelamin semacam Gonorhea dan Sifilis, tetapi tidak dari neraka. Tidak berlaku buat agnostik dan para atheis tentu saja.
Ini semacam posting kurang niat.
Ralat Om, saya dan Om Farhan. Tapi gak apa-apa ding, kan lagi kurang niat. Hahahahaaa…. 😀
Sebenernya ini niat kok. Tipe tulisan si Jo bgt ini… 😆
hiii..
harusnya pembagian kondomnya jangan seperti yang kita ketahui seperti sekarang ini, harusnya pembagiannya langsung pada orang yang terinfeksi tapi memiliki pasangan yang sudah dinikahi yang tidak terinfeksi. begitu kan?
@Rosid
Sudah saya ralat, kalo ngeralat saya niatin
@Abu Umar
Jamannya 2008 atau 2009 ya Dit? 😆
@#99
Ini hiii jijik apa hai dalam bahasa inggris?
@honeylizious
Bisa saja, tapi susah karena nyari data penderita HIV/AIDS yang sudah punya pasangan itu teknisnya bagaimana?
Hahaha… Tapi emang bener kok yg kamu bilang itu, Jo… 😛
jijik itu disgusting, Jo.
Lagipun apa enaknya pake kondom?
lbh enak tnpa jaket jo..hahahahaha